"Semakin waktu berjalan teknologi semakin canggih, globalisasi terus melanda dunia, informasi makin meluas di beberapa pojok negeri ini, kelompok masyarakat marjinal belum bisa merasakan yang harusnya jadi bagian yang mereka dapatkan di Nusantara ini,"ujar Shonhaji.
Shonhaji mengatakan Dompet Dhuafa ingin berfokus pada program pendidikan karena salah satu amanah Undang Undang Dasar, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, yang salah satunya bisa dilakukan dengan pendekatan pendidikan.
"Mencerdaskan kehidupan bangsa hanya bisa dilakukan dengan pendekatan pendidikan, membuka wacana berpikir, membuka khasanah ilmu pengetahuan, memberikan kesempatan masyarakat dhuafa merasakan pentingnya mendapatkan pendidikan yang terbaik," tuturnya.
Selain itu, lembaga ini juga memfokuskan pada guru sebagai tenaga pendidik yang menjadi ujung tombak perubahan masyarakat di sebuah lembaga pendidikan, untuk berkesempatan memperoleh pengetahuan yang lebih baik agar anak didiknya menjadi lebih baik.
Ia juga mengatakan lembaga filantropi ini mengusung lima pilar yang menyentuh bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan, dakwah, budaya dan juga sosial yang menjadi lingkar kemiskinan.
Untuk mencapai perubahan dalam bidang pendidikan, Shonhaji juga mengatakan program pendidikan Dompet Dhuafa menggagas pendidikan karakter dalam membangun kekuatan habitat terhadap penentuan sikap dan perilaku untuk melakukan perubahan.
"Di dompet dhuafa menggagas model pendidikan berkarakter. Pembentukan karakter kemudian membangun kekuatan habitat terhadap penentuan sikap dan perilaku," ucapnya.
Beberapa program peningkatan kualitas pendidikan yang dilakukan Dompet Dhuafa adalah program pendidikan Smart Ekselensia, Etos, dan Nusa Bakti yang diharapkan memiliki dampak terhadap masyarakat maupun Indonesia secara umum.
DYL_RPH
0 comments