BLANTERORBITv102

    Tatap Masa Depan Indonesia Cerah Dengan Pancasila

    Kamis, 30 Juni 2022



    Penadigital.id -  Hasto Kristiyanto selaku Doktor Ilmu Pertahanan mengungkapkan bahwa bangsa Indonesia harus siap menuju masa depan yang cerah dengan Pancasila sebagai ideologi yang bekerja (working ideology).

    Hasto menyampaikan hal tersebut ketika Seminar Peringatan Hari Lahir Pancasila di Universitas Pertahanan (Unhan) dengan tema Implementasi Pancasila untuk Memperkokoh Nasionalisme dan Bela Negara pada Civitas Akademika Perguruan Tinggi.


    Kegiatan tersbut dihardiri Amarulla Octavian selaku Rektor Unhan dan sebagai pembicara kunci, Pribadiyono selaku Guru Besar Unhan, serta Ahmad Basarah selaku Wakil Ketua MPR.


    Dalam disertasi mengenai Gepolitik Soekarno, dijelaskan bahwa Pancasila dikatakan sebagai ideologi yang dapat berfungsi secara geopolitik. Dapat dikatakan begitu karena telah berhasil membuat bangsa di Asia dan Afrika merdeka akibat campur tangan Indonesia.


    “Pancasila merupakan jawaban untuk tata dunia yang dikuasai ketidakadilan. Tidak sedikit negara berhasil merdeka karena Pancasila kita,” kata Hasto.


    Pancasila dapat menjadi sebuah ideologi yang mampu bekerja dan menjadi alur jalannya pemerintahan. Pancasila dapat menghasilkan sistem politik serta perekonomian yang berciri khas indonesia. Hasto mengungkap aspek pentingnya adalah wawasan kebangsaan dan juga semangat bela negara. Itu tidak hanya dibangun berdasarkan kesadaran kognitif saja, tetapi juga emotional bonding.


    “Sulit memahami Pancasila tanpa adanya keselarasan antara otak kiri dan kanan. Tak mungkin mengimplementasikan Pancasila tanpa adanya rasa cinta Tanah Air yang berkobar. Maka, pentingnya perubahan mindset pada pandangan sempit, harus di transformasi mindsetnya,” ujar Hasto.


    Hasto juga mengatakan bahwa transformasi mindset sangat penting. Harus dilihat dari semangat progresivitasnya. Sebelumnya Amarulla Octavian menyebutkan bahwa lembaga pendidikan harus berperan penting dalam memberikan nilai-nilai Pancasila. Berhubungan dengan perbedaan suku/etnis, agama, ras, dan golongan bukan untuk dipertentangkan.


    "Semua strata pendidikan harus mengajarkan nilai-nilai pancasila agar dapat memahami perbedaan suku/etnis, agama, ras, dan golongan tentunya bukan untuk dipertentangkan. Perbedaan bukan berarti bermusuhan,” jelas Amarulla.

    DYL


    Author

    ADMIN DYL