BLANTERORBITv102

    Dekan FISIP Uhamka Ungkap Workshop Help Desk sebagai Wujud Komitmen untuk Beri Perhatian Mental Mahasiswa

    Kamis, 07 Juli 2022


    Penadigital.id
    Prodi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Muhammadiyah Prof DR HAMKA (Uhamka) mengadakan The Workshop Help Desk Series dengan tema Kesiapan Mental Remaja dalam Menghadapi Realitas Semu Media Sosial dan Fase Quarter Life Crisis pada Rabu, (6/7).

     

    Kegiatan ini dihadiri oleh Tellys Corliana selaku Dekan FISIP UhamkaRita Pranawati selaku Dosen Uhamka & Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Indri Yunita Suryaputri selaku psikolog Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), serta segenap mahasiswa FISIP Uhamka.

     

    Tellys Corliana mengungkapkan WorkShop Help Desk merupakan wujud komitmen FISIP Uhamka dalam memberi perhatian pada kesehatan mental mahasiswa FISIP Uhamka.

     

    “Workshop ini adalah bentuk komitmen kami. Kegiatan ini pun bertujuan agar para mahasiswa dapat melewati fase quarter life crisis dengan mudah dan dapat terkendali. Fase quarter life crisis harus dijalani dengan ketenangan dan sikap positif agar fase ini dapat terselesaikan dengan baik. Dengan begitu, fase quarter life crisis ini tidak menimbulkan masalah gangguan kesehatan mental pada diri seseorang,” ujar Tellys.

     

    Di lain hal, Rita Pranawati menjelaskan bahwa kerentanan yang terjadi pada mahasiswa disebabkan literasi yang kurang baik, kurangnya pemahaman tentang agama dan nilai sosial yang berpotensi berdampak pada kualitas dan ketangguhan keluarga, pergaulan yang tidak selalu positif dan pengaruh buruk dunia maya.

     

    “Pengguna menjadikan media sosial sebagai ajang unjuk kebolehan diri dalam hidupnya seakan-akan keseluruhan yang berada di media sosial itu nyata. Seringkali kondisi ini menimbulkan rasa rendah diri dan iri, sebab merasa tidak sebaik yang terlihat pada unggahan di media sosial. Apabila sikap membandingkan diri dengan yang terlihat di media sosial tidak dikelola dengan sehat, maka dapat mendorong individu ke dalam kesulitan menghadapi fase Quarter Life Crisis,” lanjut Rita.

     

    Di akhir, Indri Yunita Suryaputri menyampaikan beberapa hal yang dapat dilakukan oleh mahasiswa untuk menghadapi Quarter Life Crisis diantaranya menjaga kesehatan, berfikir positif, hindari orang yang berdampak negatif, tingkatkan potensi diri, hindari media sosial, dan dekat dengan Allah SWT.

     

    “Hal yang dapat dilakukan adalah menjaga Kesehatan, mengenali diri dari kekurangan dan apa yang penting untuk diri sendiri dengan menghilangkan pikiran negatif dan over thinking, mendapatkan dukungan sosial dengan menemukan orang yang bisa dipercaya dan bisa diajak bicara, serta hindari orang yang berdampak negatif, meningkatkan modal diri dengan memupuk potensi yang berguna untuk masa depan, baik secara skill maupun finansial, menghindari media sosial, dan beragama,” tutur Indri.

    Author

    admin adp