Penadigital.id - Penangkapan seorang mahasiswa di Malang, Jawa Timur sehubungan dengan peristiwa terorisme menunjukkan bahwa ideologi radikal tidak lagi mengenal status dan tingkat pendidikan. Perembesan pemahaman ini telah lama memasuki dunia pendidikan melalui berbagai celah yang selama ini diabaikan oleh lembaga pendidikan.
Darmaningtyas selaku Pengamat Pendidikan menilai bahwa radikalisme di kampus sebagai tanggung jawab semua pihak. Upaya perbaikan dapat kita lakukan, tidak hanya di kampus tetapi juga di seluruh institusi pendidikan.
"Hal itu bukan semata-mata tanggung jawab pihak kampus, tetapi juga seluruh institusi pendidikan dimulai dari SMP hingga SMA. Jika doktrinnya di SMP dan SMA itu sudah kuat, ya tentunya mereka tidak bisa digoyahkan ketika menjadi mahasiswa. Oleh sebab itu, menjadi tanggung jawab bersama," ujarnya.
Menurutnya, sistem penerimaan mahasiswa di kampus tidak ada yang salah. Sebab, pada dasarnya perguruan tinggi adalah tempat yang dipenuhi dengan perebutan pemaknaan dan juga ingin dimenangkan oleh setiap kelompok atau golongan agar dapat eksis.
" Saya tidak berpikir ada masalah dengan proses penerimaan. Tapi saya katakan benih itu muncul sejak lama. Setelah reformasi, kampus negeri dikuasai oleh kelompok yang cenderung ke kanan," kata Pengurus Persatuan Keluarga Besar Tamansiswa (PKBTS) Yogyakarta itu.
Darmaningtyas menyayangkan jika ada institusi perguruan tinggi yang meremehkan masalah radikalisme di lingkungan kampus. Hal ini dapat membuat mahasiswa terhegemoni oleh pandangan radikal yang tidak disadari.
"Sebenarnya berbahaya kalau kasus radikalisme di kampus dianggap remeh, diabaikan, dan tidak ada counter wacana. Karena jumlahnya mungkin sedikit. Karena segelintir orang itulah mereka menjadi militan," jelasnya.
Ia juga menyampaikan bahwa kunci utama pemecahan masalah radikalisme di lingkungan institusi pendidikan adalah bagaimana mewujudkan tatanan atau nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila itu terimplementasi dengan baik.
"Jadi kuncinya itu saja, sehingga orang tidak harus mencari ideologi lain, kecuali dia melaksanakan dan mengimplementasikan Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara ini secara baik," pungkasnya.
(ADP)
0 comments