Penadigital.id - Upaya dalam meningkatkan keamanan proses pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Palu, Sulawesi Tengah, terus menggencarkan vaksinasi terhadap siswa.
Abdul Hafid Djakatare selaku Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Palu mengatakan "Siswa-siswi jenjang pendidikan sekolah menengah pertama (SMP) diprioritaskan untuk divaksinasi sebelum masuk sekolah, sesuai dengan instruksi Menteri Dalam Negeri," tuturnya.
Abdul menjelaskan kesehatan dan keamanan siswa-siswi mengikuti kegiatan belajar tatap muka harus terpenuhi agar tidak terjadi klaster pendidikan. Tentunya dalam pelaksanaannya, selain wajib vaksinasi, juga wajib mempedomani protokol kesehatan secara ketat dengan instrumen 5M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan dan menjaga jarak).
Menurut Abdul, awalnya banyak wali murid/orang tua yang pesimis akan vaksinasi terhadap pelajar, namun dengan bekal sosialisasi dan edukasi, kini orang tua siswa mengajak anak mereka untuk vaksinasi. Namun, tidak ada unsur paksaan jika orang tua siswa tidak ingin anaknya divaksinasi.
Pemerintah juga telah memberikan alternatif dengan akses belajar daring. "Kami sangat bersyukur, karena orang tua siswa ikut serta mendukung program pemerintah dalam rangka menekan laju penularan Covid-19 di sektor pendidikan," tutur Abdul.
Dari catatan instansi setempat, hingga kini belum ditemukan kasus baru Covid-19 selama PTM terbatas berlangsung. Ini membuktikan kegiatan belajar mengajar di sekolah menaati panduan prokes secara ketat.
Jika target vaksinasi di daerah Kota Palu bisa mencapai angka 70%, seluruh sekolah di daerah tersebut diharapkan dapat melaksanakan belajar mengajar di sekolah secara serentak. Berdasarkan data sementara Dinas Kesehatan setempat, persentase capaian vaksinasi di Ibu Kota Sulteng telah berada di angka 68, 22%.
Khusus vaksinasi usia pelajar/remaja berada di angka 54,42% dari target sasaran sebanyak 36.282 jiwa. "Tentunya kami berharap dengan capaian vaksinasi ini dapat terbentuk kekebalan tubuh secara kolektif, agar sejumlah aktivitas tidak lagi terhambat, termasuk di dunia pendidikan," ujar Abdul.
(ADP)
0 comments