“Dengan rapor ini, sekolah akan lebih mudah membuat rencana berbasis data. Terutama di titik-titik rekomendasi intervensi,” ujar Agung.
Ia menjelaskan, data rapor tersebut telah digunakan pihaknya untuk menyusun kurikulum sekolah pada tahun berikutnya. Lanjutnya, dengan angka tersebut, upaya pengembangan satuan pendidikan dan peningkatan mutu pendidikan akan lebih terarah.
“Rapor pendidikan ini juga menginspirasi sekolah untuk terus berinovasi meningkatkan kualitas pendidikan,”tuturnya.
Buletin Pendidikan menampilkan hasil penilaian nasional dan survei satuan pendidikan atau daerah. Hasil penilaian dapat dijadikan tolok ukur untuk mengidentifikasi masalah, merefleksikan akarnya, dan meningkatkan mutu pendidikan secara umum.
Sekolah, dinas pendidikan, dan masyarakat dapat mengakses raport. Ada beberapa elemen dalam kartu laporan, termasuk metrik produksi dan pembelajaran. Beberapa capaian akademik diukur, yaitu literasi, kemampuan berhitung, dan kecerdasan kepribadian.
Untuk kualitas proses pembelajaran siswa diukur yaitu indeks kualitas pembelajaran dan juga indeks refleksi guru, serta lingkungan satuan pengajaran.
Agung menjelaskan, untuk sekolahnya, aspek kesetaraan gender yang perlu diperhatikan masih dalam tahap kapasitas. Menurutnya, hal ini karena sekolahnya beragama Islam, sehingga ada pemisahan antara siswa laki-laki dan perempuan.
Ke depan, ia berharap bentuk Penilaian Komputerisasi Nasional (ANBK) disesuaikan dengan kondisi sekolah. Oleh karena itu, hasil ANBK dalam laporan sekolah lebih mencerminkan kondisi sebenarnya di sekolah tersebut. Raport Sekolah merupakan bagian dari kebijakan Kebebasan Belajar Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
DYL_RPH
0 comments