Lili mengatakan penting untuk memberi tahu pemilih bahwa popularitas dan kelayakan bukanlah masalah utama.
“Saya berharap lembaga dan media pemilu tidak hanya mengutamakan popularitas dan kualifikasi dalam pemberitaannya, tetapi juga aspek pendidikan kewarganegaraan sehingga memberikan pembelajaran kepada masyarakat,” kata Lili kepada media, Rabu (14/12/2022).
Hingga saat ini, jajak pendapat sibuk melaporkan kelayakan dan popularitas. Lili mengatakan, keinginan pemilih harus ditelaah lebih dalam.
“Anda bertanya tentang visi dan misi, dan pemimpin seperti apa yang Anda inginkan? Orang jujur yang dapat mengatasi masalah pengangguran dapat berpartisipasi dalam persaingan global. Jadi PKn itu bukan sekedar suka atau tidak suka,” ujarnya.
Selain itu, kata Lili, mayoritas pemilih pada pemilu mendatang adalah anak-anak muda yang mandiri, mampu, dan memiliki keinginan dan kebutuhan. Calon yang hanya mengandalkan popularitas dianggap kurang menarik bagi pemilih.
Oleh karena itu, harus diimbangi dengan sikap visioner dan integritas. Lili mengatakan pemilih muda memiliki banyak kesempatan sebelum pemilu untuk belajar tentang politik, antara lain.
Di antara beberapa nama calon presiden, nama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto kerap disebut karena kiprahnya dalam mengelola sektor ekonomi Indonesia, khususnya di masa pandemi Covid-19.
Ketua Umum Partai Golkar bersama pimpinan PAN dan PPP Aliansi Indonesia Bersatu (KIB) juga mencanangkan visi KIB yaitu Program Percepatan Transformasi Ekonomi Nasional (PATEN).
DYL_RPH
0 comments